Suara Rakyat – Padang – Masyarakat Petani Pejuang Nagari Kapa secara berkolektif dan swadaya melaksanakan perhelatan Panggung Rakyat yang diikuti oleh puluhan mahasiswa, seniman, Musisi, budayawan dan aktivis di Jorong Malasiro, Nagari Kapa, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Jumat-Sabtu 17-18 Mei 2024.
Panggung rakyat tersebut merupakan kegiatan kolaborasi seni – perjuangan yang didalamnya diisi banyak kegiatan dalam membahas isu-isu yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat petani nagari Kapa yang saat ini sedang berjuang dalam merebut kembali Hak Atas Tanah mereka, diantaranya: Workshop Cukil Kayu, Art Therapy, Aksi Tolak Bala, Diskusi Perjuangan dan Pentas Perjuangan.
Tema kegiatan yang diangkat dalam perhelatan panggung rakyat ini yaitu “Kapa Bersuara”, salah seorang petani pejuang nagari Kapa mengatakan, tema tersebut sangat cocok dengan dinamika perjuangan petani Kapa saat ini yang membutuhkan solidaritas dari banyak pihak. Panggung rakyat ini diselenggarakan untuk menjaga api semangat juang petani kapa dalam mempertahankan hak atas tanah, menyebarluaskan informasi terkait isu di nagari Kapa dan menggalang solidaritas masyarakat luas untuk membersamai perjuangan petani Kapa.
“Momen panggung rakyat ini menjadi kesadaran kolektif antara masyarakat petani pejuang yang dibersamai oleh kawan-kawan Musisi, seniman, mahasiswa, dan aktivis yang bersuara tentang permasalahan yang ada di nagari Kapa, bersuara tentang nasib petani, bersuara tentang penindasan yang dilakukan oleh korporasi. Kami sama-sama berjuang, kami peduli setiap penindasan dan pelanggaran HAM yang terjadi disini. Saatnya kami saling bersolidaritas dan membangun semangat kolektif tersebut” Ucap Roi Diansyah salah seorang masyarakat petani pejuang nagari Kapa di kegiatan tersebut.
Lebih jauh Roi juga mengharapkan setelah perhelatan panggung rakyat ini, isu di nagari kapa dapat tersebar luas hingga keseluruh penjuru sehingga dukungan publik terhadap perjuangan masyarakat petani pejuang kapa semakin masif dan petani kapa tidak berjuang sendiri.
“Ini sebagai upaya kita agar bisa menghimpun dukungan dari berbagai elemen masyarakat lainnya, teman-teman yang terlibat disini juga diharapkan bisa menyebarluaskan cerita-cerita perjuangan kami kepada setiap orang ketika sudah kembali ke daerah masing-masing dan menjalani aktifitas sehari-hari” Ujarnya.
Acara pembukaan Panggung Rakyat “Kapa Bersuara” berjalan lancar, dengan diawali agenda workshop cukil kayu yang diikuti oleh masyarakat petani kapa, mahasiswa dan aktivis yang hadir di nagari Kapa.
Cukil kayu adalah teknik cetak relief dalam seni grafis dengan menempelkan gambar yang ingin dicetak pada permukaan papan kayu lalu gambar dipahat sesuai pola yang telah ada. Bagian yang akan dicetak tetap sejajar dengan permukaan sementara bagian yang tak dicetak dicukil atau dipahat dengan tatah atau alat cukil. Hasil cukilan tersebut dapat menghasilkan pola gambar yang indah. Sehingga hasil cetakan pada kayu dapat dijadikan cetakan sablon dan ditempel pada baju yang telah disiapkan.
Mitra Oktavia PBH LBH Padang juga sebagai pegiat seni cukil kayu mengatakan workshop cukil kayu yang diikuti oleh masyarakat nantinya akan menghasilkan sebuah produk yang dapat dijadikan sebagai sumber pemasukan bagi kelompok masyarakat petani pejuang Kapa.
“Workshop cukil kayu sebagai sebuah media kampanye kreatif bergerak yang dilakukan oleh masyarakat dengan membuat cetakan baju, lalu baju yang dihasilkan bisa dijual dan menjadi sumber perekonomian untuk dana kolektif masyarakat yang sedang berjuang. Selain itu, baju hasil cetakan cukil kayu juga bisa sebagai media perlawanan sehari-hari yang digunakan petani, karena gambar-gambar yang dicetak semuanya menceritakan tentang perjuangan petani Kapa” ujar Mitra.
Mitra juga mengatakan, hasil cetakan ini akan dilelang pada malam acara puncak panggung rakyat “Kapa Bersuara”, dan hasil lelang baju tersebut lansung masuk ke kas perjuangan petani Kapa.
Setelah workshop cukil kayu, setelah makan siang dilanjutkan dengan agenda Art Thetapy yang difasilitasi oleh komunitas seni Dangau Studio. Art Therapy merupakan alisan seni yang dikembangkan oleh komunitas seni Dangau Studio, sebuah komunitas wadah seni dan literasi yang berbasis di kota Padang.
Budi Irwandi sebagai owner komunitas seni Dangau Studio mengatakan Art Therapy merupakan suatu kegiatan terapeutik yang menggunakan proses kreatif dan merupakan bentuk terapi ekpresif. Kegiatan ini bertujuan mengajak partisipan untuk berperan aktif dalam bebas berekspresi melalui gambar, dan mengembangkan kreativitas dalam bidang seni. Kegiatan ini dihadiri oleh semua kalangan baik anak-anak, remaja, kaula muda hingga orang tua juga dapat ikut berpartisipasi di kegiatan ini.
“Kami mencoba membuat seni rupa kembali bebas dinikmati. Sehingga orang yang menggambar menikmati mencoret bebas. Sebenarnya orang menikmati mencoret tanpa disadari, sehingga kami membuat wadah untuk mengekspresikan dirinya melalui coretan,” kata Budi dalam menjelaskan seni Art Therapy.
Kata Budi, Art Therapy diadopsi dari perpaduan ilmu Kesehatan dan seni untuk mengobati mental illnes. Dia menjelaskan kegiatan ini adalah metode terapi mental melalui kesenian. Ia menyebut kegiatan ini juga menjadi stress rilis bagi petani kapa yang saat ini sedang berjuang melawan perusahaan sawit yang mengambil tanah mereka.
“Melalui Art Therapy dapat diketahui potensi dan perasaan seseorang. Untuk Mengetahui itu, harus dilakukan bedah karya terlabih dahulu. Setelah karya selesai dibedah, dapat dilihat bagaimana perasaan seseorang dari struktur lukisannya. Biasanya melalui seni rupa seseorang akan jujur dalam melukis karyanya, seperti apa yang dirasakan petani Kapa yang sudah sejak lama berjuang mempertahankan tanah” ujar Budi.
Hasil dari karya lukisan masyarakat juga dipajang dalam perhelatan malam puncak panggung rakyat “Kapa Bersuara”, agar setiap orang yang hadir dimalam tersebut dapat menikmati hasil karya yang dibuat oleh masyarakat.
Agenda hari pertama, pada sore hari menjelang malam di tutup dengan aksi tulak bala yang dilakukan oleh masyarakat petani pejuang nagari Kapa di lahan perjuangan masyarakat. Atnur Mely salah seorang petani pejuang nagari Kapa mengatakan Aksi tulak bala ini sebagai simbolik yang mengandung pesan tentang bagaimana pentingnya masyarakat dalam menjaga tanah yang seharusnya sudah menjadi hak petani.
“Aksi tulak bala ini diawali dengan jalan bersama di lahan perjuangan masyarakat sambil memegang obor”. Ujarnya.
Ia menambahkan, dalam aksi tulak bala ini juga dilakukan doa dan shalawatan bersama di lahan perjuangan masyarakat secara bersama-sama.
“Aksi tulak bala ini kita lakukan sebagai penguat semangat kita dalam berjuang. Aksi ini kita lakukan di lahan perjuangan masyarakat, harapannya, bala atau nasib sial yang ada di lahan kami dapat disingkirkan melalui doa-doa yang kami bacakan. Sehingga kami bisa nyaman dalam melakukan aktivitas pertanian tanpa ada bala yang mengganggu kami.” Terang Atnur Mely.
Selanjutnya, pada hari kedua, Sabtu 18 Mei 2024, dilanjutkan dengan agenda diskusi perjuangan. Kegiatan diskusi perjuangan ini di pantik oleh perwakilan masyarakat, mahasiswa dan aktivis, diantaranya ada Atnur Mely dari perwakilan masyarakat, Indira Suryani LBH Padang, Rifai Lubis dari Yayasan Citra Mandiri Mentawai, Ahmad Zaki dari perwakilan mahasiswa UIN Djambek Bukittinggi, Haris dari YLBHI dan Cyva dari Trend Asia.
Dalam sesi diskusi perjuangan, menjadi ajang refleksi bersama terkait perjuangan masyarakat pejuang petani nagari Kapa yang dipantik oleh Atnur Mely di awal diskusi. Ia menerangkan terkait perjalanan perjuangan Masyarakat petani nagari Kapa dalam merebut kembali Hak Atas Tanah mereka.
“Kami ingin Masyarakat secara luas mengetahui dan menyaksikan lansung dengan segala kejadian, penindasan, intimidasi dan kekerasan yang selama ini terjadi kepada kami. Telah lama kami berjuang, banyak generasi yang terlibat, kami telah lelah ditindas ditanah kami sendiri, kami ingin bertani di tanah kami dan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi hak petani,” Ujarnya.
Aktivis HAM sekaligus Direktur LBH Padang, Indira Suryani dalam kesempatannya berbicara tentang negara sebenarnya tidak memiliki tanah. Ia menyebut rakyatlah yang sebenarnya memiliki tanah, dan petani sangat berhak untuk memiliki tanah.
“Namun negara mengambil itu semua, tanah rakyat, dan membagikannya kepada Perusahaan-perusahaan, sehingga rakyat semakin terpinggirkan dan kehilangan tanah. Ujar Indira.
Indira juga menyinggung seharusnya negara berpihak kepada rakyat termasuk petani demi menjunjung tinggi konstutusi. Ia menilai hari ini negara tidak lagi menjadikan keejahteraan petani sebagai prioritas utama, negara lebih suka memfasilitasi dan memberikan keuntungan kepada Perusahaan-perusahaan besar.
“Kita sudah sejak lama berjuang, banyak yang terkorbankan dalam perjuangan, sudah saatnya kita bangkit untuk mengambil apa yang sudah menjadi hak kita. Kita sudah berkumpul disini, mari sama-sama kita rebut kembali hak kita. Hak itu bukanlah hadiah dari negara, bukan hadiah dari pemimpin, negara melalui pemerintah tidak mampu memberikan kita hak untuk kesejahteraan kita. Secara bersama-sama, mari kita rebut dan pertahankan hak kita, bersama-sama kita paksa negara bekerja untuk memenuhi Hak Asasi kita, negara tidak boleh tutup mata, negara harus menjamin kesejahteraan kita.” Tegas Indira.
Selanjutnya Indira juga menjelaskan, bahwa pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia sudah menjadi tanggung jawab negara. Ia menyebut apa yang dikerjakan oleh negara harus atas adasar kepentingan rakyat, bukan kepentingan oligarki.
“Hak kita telah dipecundangi oleh mereka yang berkuasa, mereka merampas apa yang kita miliki, berkumpulnya masyarakat kapa hari ini dengan dibersamai oleh kawan-kawan lainnya adalah bukti bahwa kita telah sadar atas ketertindasan kita. Mari kita lantangkan suara, kepalkan erat-erat tangan kita dan teriakan kita akan berjuang untuk hak kita. Kita semua telah di didik, lalu mari kita didik para penguasa dengan perlawanan kita. Hidup Petani, Hidup Rakyat Indonesia.” Tegas Indira.
Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM), Rifai Lubis dalam kesempatan berbicaranya menegaskan tidak ada yang tidak bisa kita lakukan jika kita bersama. Ia menyebut, lanskap daerah Pasaman Barat adalah nafas panjang perjuangan rakyat dalam melawan industri Perkebunan kelapa sawit.
“Saya merasa bernostalgia jika kembali ke tanah ini, dimana sejak tahun 90-an saya bersama kawan-kawan juga mendampingi petani dalam berkonflik dengan Perusahaan sawit. Setelah jatuhnya pemerintahan orde baru, banyak muncul gelombang-gelombang perlawanan rakyat di Pasaman Barat, sehingga kami dulu juga ikut berjuang bersama mereka,” ujar Rifai sambil berdiri didepan audiens.
Ia juga menegaskan, meskipun saat ini dia bekerja di Lembaga yang fokus untuk perjuangan Masyarakat Mentawai, ia tetap akan bersolidaritas dan membersamai perjuangan Masyarakat petani nagari Kapa, begitupun dengan kawan-kawan mahasiswa, musisi dan aktivias yang hadir maupun yang tidak berkesempatan hadir.
“Kita akan kuat jika kita bersama. Meskipun banyak halangan dan problematika, jika kita bersama akan mudah terselesaikan, semua orang bersolidaritas, perjuangan untuk hidup dan penghidupan kita bersama, layak untuk dibela. Angkat tangan, tepuk dada kiri kita, dan ucapkan walaupun sulit, tapi bisa, bukan, bisa tapi sulit.” Tegas Rifai sambil menepuk dada sebelah kiri lalu diikuti oleh semua orang.
Setelah itu dilanjutkan oleh narasumber lainnya yang memberikan semangat dukungan untuk perjuangan masyarakat dalam mempertahankan tanah yang saat ini sudah dikuasi. Sesi diskusi perjuangan juga dilanjutkan dengan tanya jawab antara Masyarakat dengan narasumber sebelum ditutup dengan komitmen bersama untuk dukungan perjuangan masyarakat Kapa.
Setelah diskusi perjuangan, malam harinya dilanjutkan dengan acara puncak panggung rakyat “Kapa Bersuara”, acara panggung perjuangan diisi dengan orasi dan puisi dari beberapa orang seperti Syahmiati dari petani Perempuan nagari Kapa, Heru dari Trend Asia, Aktivis LBH Padang Muhammad Jalali, Rean Fahmi Septyan dan Khairul Rasyid, Sukra dari mahasiwa Fakultas Hukum UBH hingga Jenius dari perwakilan mahasiswa Papua.
Selain orasi dan puisi, acara juga diisi oleh penampilan dari kelompok petani Perempuan nagari Kapa, diantaranya menyanyikan lagu mars perjuangan nagari Kapa, Tari Rabana. Selain itu juga ada penampilan dari musisi lokal seperti Madrid Ramadhan – Lintang Utara, Fauzi – Musisi Kiri, Al – Dangau Studio dan ditutup oleh penampilan musik oleh Vic Sundesk. Disela penampilan para talent, host panggung perjuangan juga membridging filosofis penampilan para talent dan melakukan lelang produk hasil workshop cukil kayu yang di buat oleh Masyarakat.
Penampilan dari setiap talent yang mengisi acara berisi kritik-kritik terhadap penguasa dan korporasi yang menindas rakyat. Puisi yang dibacakan berisikan narasi-narasi perlawanan, lirik lagu-lagu yang dibawakan berisi kritik terhadap sistem yang menindas, begitupun dengan penampilan dari masyarakat juga menyimbolkan perjuangan Masyarakat petani pejuang nagari Kapa dalam memperjuangan Hak Atas Tanah Mereka.