Belum lama ini, saya dan tim LBH Padang bertemu beberapa warga Talawi, Kota Sawahlunto.
Afni Efientri, seorang Ibu cerita soal anaknya yang kena infeksi paru. “Waktu anak saya pulang sekolah, dia bilang di sekolah ada tes kesehatan, tapi hasilnya gak dikasi tahu sama guru. Saya kan penasaran, buat apa tes kalau hasilnya gak dikasi tahu. Besoknya saya ke sekolah antar anak sekaligus tanya ke guru soal hasil tes”.
“Di sana, saya debat cukup lama sama pihak sekolah. Saya gak terima, hasil tes nya bilang anak saya kena infeksi paru-paru. Bukan hanya anak saya ternyata, 60% anak-anak di sekolah itu juga kena. Gak ada yang peduli pak, saya harus usaha sendiri untuk obatin anak saya.”
Cerita lain dari Bu Aida juga kami dapat. “Anak saya dulu pas kelas 3 pernah masuk rumah sakit, batuk sama panas tinggi. Yang umur 2 tahun juga 4 hari di rumah sakit karena batuk sama panas tinggi. Anak-anak berangkat sekolah, sampai di sekolah bajunya itu sudah abu semua”.
“Meja, kursi, abu semua. Bawa bekal nasi aja itu abu turun ke nasi ke bekal anak-anak. Namanya anak-anak kan itu bekal tetap dimakan kita gak tahu gimana nanggulanginya”.
Menurut keterangan Bu Aida, “Kalau ada angin besar, lapangan voli udah kabut hitam semua gak nampak apa-apa karena ada tumpukan abu yang hanya ditutup terpal. Padahal anak-anak sering main voli disana”.
Setelah kami selidiki, PLTU Ombilin penyebabnya. Setiap hari ratusan ton limbah beracun keluar dari cerobong asap PLTU. Hasil pembakaran batubara keluarkan asap hitam (limbah fly ash). Isinya merkuri dan bahan logam berat lain yang berbahaya dan beracun.
Warga di sekitar PLTU Ombilin terpaksa menghirup asap beracun itu tiap hari. Puncaknya pada Juni 2018, salah satu filter udara cerobong asap PLTU Ombilin rusak. Sekitar 100 ton asap beracun mencemari udara setiap harinya. Bahkan ketika filter udara PLTU Ombilin dalam kondisi baik pun tetap berbahaya.
Data BPS tahun 2018 Kota Sawahlunto menunjukkan 5.038 warga menderita ISPA di Kecamatan Talawi. Data air visual 23 September 2019 menunjukkan udara di kecamatan Talawi BERBAHAYA.
Kalau PLTU Ombilin terus beroperasi, nggak kebayang berapa banyak korban harus menderita Infeksi Paru, Bronkitis, TB Paru dan ISPA.
Menurut keterangan Bu Siti Aminah, seorang Ibu yang anaknya juga sakit panas dan batuk, pihak PLTU tidak memberikan pengobatan gratis dan penyuluhan. Jadi warga disana gak paham gimana mencegah dampak abu PLTU. Ia pun terpaksa mengobati anaknya ke bidan. Bu Siti takut anaknya kena infeksi paru, Bu Siti ingin anaknya sehat.
Padahal, tau nggak? Kawasan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto udah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Dunia pada 2019. UNESCO menyatakan jika pemerintah tidak mengerjakan catatan yang salah satunya adalah KONSERVASI, maka status Warisan Dunia itu akan dicabut.
Pernyataan UNESCO itu masuk akal sih. Coba bayangin, pantas nggak kalau kawasan warisan dunia punya udara yang beracun, warganya menderita infeksi paru, dan alamnya rusak karena kegiatan PLTU?
Masyarakat udah berkali-kali minta PLN Sumatera Barat untuk stop operasional PLTU Ombilin. Tapi mereka gak didengar. Alasannya untuk memenuhi kebutuhan listrik Sumatera Barat. Jika ketersediaan listrik yang dikhawatirkan, daerah ini sebenarnya sudah surplus listrik.
Wakil Ketua DPRD Kota Sawahlunto Hasjoni pernah meminta pihak PLTU Ombilin bertanggung jawab atas banyaknya masyarakat terserang ISPA. “Kita meminta pihak PLTU memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang terserang ISPA tersebut, ini tidak boleh dilalaikan,” tegas Hasjoni. Tapi tidak juga didengar.
Bahkan jauh sebelumnya pada Agustus 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pernah memberikan sanksi administrasi kepada PLTU Ombilin terkait pelanggaran pencemaran udara serta pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Tapi PLTU Ombilin tidak pernah melakukan perbaikan.
Lantas, siapa lagi yang didengar?
Masih ada harapan teman-teman. PLTU Ombilin beroperasi di bawah kewenangan Kementerian BUMN yang baru aja ganti Menteri, Erick Thohir. Ini adalah kesempatan Menteri baru untuk menunjukkan kinerjanya dan menyelamatkan anak-anak Sawahlunto.
Yuk bantu warga Sawahlunto untuk bisa bernapas lagi dengan meminta Menteri BUMN erick Thohir agar menindak tegas PLTU Ombilin dan mencabut izin operasionalnya.
Dukung dan sebarkan petisi ini. Kalau PLTU Ombilin udah berhenti beroperasi, udara akan bersih, anak-anak gak akan kena infeksi paru lagi, dan warga lokal bisa berkegiatan normal. Kawasan ini juga bisa menjadi kawasan lestari yang menarik daya tarik wisatawan dan menambah pendapatan warga lokal. Dukunganmu akan kami serahkan langsung ke Kementerian BUMN.